Onto Boego: Masyarakat setempat meyakini bahwa tempat ini dijaga ketat oleh seekor ular naga. Hanya kalangan tertentu yang dapat bersemedi di tempat ini
Candi Madrim: Memiliki bentuk punden dengan 3 teras yang berbeda, dibungkus dengan kain putih, salah satu terasnya menjadi tempat pemujaan
Sendang Dewi Kunti: Terdapat sumber air dan tempat diadakan sebuah ritual
Situs Eyang Semar: Tempat moksanya (menghilang dari kehidupan) Eyang Semar, seorang dewa penasihat Arjuna. Di tempat ini terdapat patung Semar
Situs Eyang Sekutrem: Sebuah bangunan tempat orang-orang berkumpul untuk melakukan ziarah, bangunan ini juga difungsikan sebagai tempat penyimpanan arca
Hyang Sakri: Sebuah tempat bersemedi atau pemujaan
Situs Eyang Abiyoso: Situs berbentuk punden yang berundak dan telah dipasang pagar di sisi-sisinya
Candi Sepilar: Sebuah situs arkeologi yang terletak di bagian yoni dan lingga
Mangkutoromo: Merupakan situs arkeologi terbesar yang bisa kita jumpai di jalur pendakian, letaknya tidak jauh di bawah Candi Sepilar
Pondok Rahayu: Sebuah bangunan kuno, nampak seperti gubuk hantu, berada di tengah hutan dan terdapat beberapa Aksara Jawa (tulisan Jawa)
Misteri Petilasan Para Petapa di Gunung Arjuno
Di kawasan gunung Arjuno, kita bisa melihat betapa banyaknya petilasan para petapa atau bekas tempat bertapa mereka. Dipercaya, para petapa itu hidup di jaman kerajaan Singosari dan Majapahit.
Masyarakat setempat percaya bahwa orang-orang yang telah melakukan moksa di jaman dahulu masih menempati tempat itu dan menjaganya sampai sekarang, termasuk putra Arjuna dan Bathari Dresnala yang bernama Bambang Wisanggeni.
Kehadiran Pasar Setan di Gunung Arjuno
Sebagian para pendaki pasti tidak aneh dengan istilah pasar Setan atau pasar Dieng. Yup, nyatanya ulasan tentang gunung Arjuno pun dihiasi dengan kehadiran pasar setan.
Pasar Setan ini terletak di area luas nan datar, sebelum puncak dan ditemukan beberapa makam di sana. Banyak pendaki yang mengaku pernah mendengarkan suara ramai, bak pasar, di area tersebut. Bahkan, saya pernah membaca bahwa, pada suatu malam hari, seorang pendaki pernah membeli jaket di pasar tersebut. Keesokan paginya jaketnya masih ada, namun uang yang didapat sebagai kembalian dari pedagang jaket berubah menjadi daun.
Keberadaan Alas Lali Jiwo
Bila melakukan pendakian gunung Arjuno via Tretes, maka kamu akan melewati Alas Lali Jiwo sebelum sampai di puncak. Alas Lali Jiwo sendiri bermakna hutan lupa diri, konon dapat membuat tersesat siapa saja yang melewatinya dengan niatan buruk. Menurut para aktifis spiritual, hutan itu dihuni banyak jin penunggu.
Menurut mitos yang beredar, bila tidak ingin tersesat di hutan Lali Jiwo, sebaiknya kamu menjauhi beberapa larangan yang menjadi pantrangan, di antaranya adalah tidak boleh mengenakan pakaian yang didominasi warna merah, tidak boleh membawa rombongan dengan jumlah ganjil dan tidak diperbolehkan merusak situs-situs petilasan yang sudah saya uraikan di atas tadi.
Dengan keberadaan hutan Lali Jiwo ini, maka pendakian gunung Arjuno masuk dalam tulisan yang berjudul 8 gunung dengan jalur pendakian paling ekstrim di Indonesia.
Terdengarnya Suara Ritual Ngunduh Mantu
Masih berada di kawasan hutan Lali Jiwo. Konon, banyak pendaki yang mengaku pernah mendengarkan suara gamelan yang tiba-tiba datang dan pergi di kawasan tersebut. Masyarakat percaya bahwa suara gamelan tersebut merupakan suara dari ritual Ngunduh Mantu yang dimainkan oleh makhluk halus.
Masih menurut mitos yang berlaku, bila kamu mendengarkan suara ritual Ngunduh Mantu, sebaik tidak meneruskan pendakian, takut-takut, kamu dibawa ke dunia makhluk jin dan dinikahkan dengan jin yang berada di kawasan hutan Lali Jiwo. (tangguh)
0 komentar:
Posting Komentar