Salah satu makhluk gaib yang cukup populer, dan bisa dikatakan fenomenal. Tidak habis-habisnya makhluk yang satu ini dikupas maupun diekspose, melalui media cetak, radio, televisi, online hingga "layar lebar".
Di tahun 1978, sutradara Putrajaya Burnama menampilkan sosok fenomenal ini dalam bentuk film. Pada masa itu, film ini sempat heboh, dan menarik perhatian publik untuk datang ke bioskop-bioskop, sekaligus menyaksikannya, entah sendirian, bersama teman atau keluarga.
Setahun kemudian atau tepatnya tahun 1979, makhluk astral ini kembali tayang di bioskop-bioskop tanah air, namun alur cerita maupun genre yang ditampilkan jauh berbeda dari pendahulunya.
Genre film yang disutradarai Sofyan Sharna tersebut sebenarnya masuk kategori horror, namun bila kita mengikuti alur ceritanya dari awal hingga akhir, justru sebaliknya, lebih condong bergenre humor.
Pelawak dan artis terkenal waktu itu, mewarnai film yang bisa dibilang "box office" pada masanya, seperti S.Bagyo, Darto Helm, Diran, Sol Saleh, Titik Puspa, Ade Irawan, dan Komalasari.
Pada tahun 1990an, makhluk astral ini meramaikan dunia pertelevisian, bahkan menjadi tontonan "wajib" bagi anak-anak pada masa itu. Hal itu disebabkan genre maupun cerita film tersebut lebih condong menarik penonton dari kelompok anak-anak, ketimbang orang dewasa.
Di era CGI (Computer Generated Imagery), makhluk astral yang satu ini, kembali ke habitat aslinya, yaitu bergenre horror. Di tahun 2015 lalu, film yang di sutradarai Billy Christian ini, diperankan Dinda Kanya Dewi, Citra Prima, dan Inggrid Wijanarko.
Tuyul, itulah nama dari makhluk astral tersebut. Dari berbagai literasi disebutkan, tubuh makhluk ini kecil, dan lebih menyerupai sosok balita. Ada dua versi terkait perwujudan si tuyul, ada yang menyebut berpenampilan seram, tetapi ada yang menyebut berpenampilan lucu.
Yang menjadi fenomenal bukanlah tubuh atau perwujudan makhluk astral tersebut, tetapi "job" dari si pemilik sah. Bila makhluk astral lainnya masih simpang siur "tugas pokoknya", seperti kuntilanak, sundel bolong, pocong dan lainnya, tapi tidak dengan tuyul.
Ada tuyul, berarti ada uang, karena dua hal itu sangat erat kaitannya dengan "order" dari si pemilik tuyul. Semua literasi, dari era kuno hingga "era android" menjelaskan tuyul bertugas mencuri uang.
Sebelum melakukan aksinya, tuyul diberi petunjuk "bosnya", uang siapa yang harus dicuri. Entah itu petunjuk lewat pesan singkat dari whatsapp, pemetaan lokasi menggunakan google map atau foto selfie dari orang yang uangnya akan dicuri. Yang jelas, pemilik tuyul mengarahkan siapa dan dimana secara pasti targetnya.
Bicara target, tidak lepas dari jumlah atau besaran uang yang dicuri si tuyul. Tapi, kenapa target seperti Bank atau ATM tak pernah terdengar beritanya pernah dicuri oleh tuyul. Apalagi Bank dan ATM, jumlah uangnya sudah pasti lebih besar.
Menurut para pini sepuh, tuyul memang memiliki kelebihan dalam bidang mencuri uang, bahkan hasil curiannya tak bisa dilacak oleh siapapun, termasuk agen rahasia sekelas FBI sekalipun. Tidak hanya hanya FBI yang tak dapat melacaknya, para Hacker-pun tak mampu menelusuri uang hasil curian si tuyul.
Tetapi, tuyul juga memiliki kekurangan, uang yang dicuri haruslah jelas siapa pemiliknya, sedangkan uang yang ada tersimpan di Bank atau ATM, bukanlah milik perseorangan, tapi milik ratusan bahkan ribuan nasabah.
Tuyul memang bisa masuk ke Bank, dan bisa mondar mandir di ATM, tetapi sesampainya dilokasi, tuyul bakal dibingungkan oleh siapa pemilik uang yang akan dicurinya. Karena uang yang ada dikedua lokasi tersebut, tercampur alias tidak bisa memastikan ini uang milik nasabah siapa.
Uang yang menjadi target si tuyul, haruslah jelas siapa pemiliknya alias "target tunggal", bukan uang yang tercampur, dan dimiliki lebih dari satu orang.
Konon, tuyul juga tidak bisa menembus uang yang tersimpan didalam tempat berbahan logam maupun kaca. Selain itu, tuyul juga tidak bisa mencuri uang yang diikat oleh karet.
Ketidakmampuan tuyul menembus logam maupun kaca, serta tak mampu mencuri uang yang diikat karet, masih menjadi perdebatan, ada yang sependapat, ada yang berbeda pendapat.
Percaya atau tidak percaya dari keberadaan tuyul, dan segala aktifitasnya, semua kembali kepada pandangan masing-masing. Bagaimanapun juga, tuyul ikut meramaikan deretan atau daftar makhluk astral produk dalam negeri. Berbeda dengan vampir atau dracula, werewolf, zombie, dan lainnya, yang berstatus makhluk astral produk luar negeri. (dodik)
0 komentar:
Posting Komentar